SELAMAT DATANG DI BLOG PURI BOSS PULSA KETUA UMUM PARTAI KURANG SUARA (P.K.S) MENDUKUNG CALON PEMIMPIN DAN PARTAI POLITIK KURANG SUARA, KURANG DANA DAN KURANG POPULER CS : 085-291-081-888 = 085-712-871-888 = 083-863-691-888 = 087-736-731-888 = 089-603-871-888 PURI CAHYADI - REK. BANK : 4221211418 (BCA)

Rabu, 17 April 2019

Apa yang terjadi di Masa lalu biarlah berlalu, Jangan diratapi dan disesali.

Wasiat Imam Al Ghazali tentang Apa yang terjadi di Masa lalu biarlah berlalu, Jangan diratapi dan disesali dan perintah untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari-hari yang telah lewat dan mengisi kehidupan dengan memperbanyak ibadah kepada Allah dan memperbanyak amal shalih.

@vidiokisahcintapuribosspulsa/S=0009/klik.


Wasiat Imam Al Ghazali tentang Masa lalu biarlah berlalu, Jangan diratapi dan disesali :

Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan murid-muridnya, lalu sang Imam bertanya : “Apa yang PALING JAUH dari diri kita di dunia ini ?”. Murid-muridnya menjawab : “Negeri Cina, bulan, matahari dan bintang-gemintang”. Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar. Tapi yang paling benar adalah “MASA LALU”. Walau dengan cara apapun kita tidak pernah akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kamu harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang menjadi lebih baik dari hari sebelumnya dan isi dengan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berbuatlah baik kepada sesama manusia agar kamu selamat.

Mutiara kata-kata yang penuh makna :

“Ayam berkokok di pagi hari”.
“Paling enak mandi di kali”.
“Hidup akan bertambah nikmat bila di syukuri”.
“Apa yang telah terjadi jangan kamu sesali, karena waktu tidak akan kembali”.

“Tali putri itu benalu”.
“Pahit rasanya itu jamu”.
“Jangan kamu ingat masa lalu”.
“Karena apa yang terjadi itu pelajaran buat mu”.

Kajian Kitab Tsalatsuuna Sababun Lis Sa’aadah, Karya DR. Aidh bin ‘Abdullah Al-Qorni semoga Allah merahmatinya : Yang Lalu Biarlah Berlalu, Jangan Di ratapi.

Membuka kembali ingatan masa lalu, berinteraksi dengannya, dan menghadirkannya kembali ke masa kini untuk meratapi tragedi-tragedinya merupakan tindakan yang bodoh lagi gila, sama dengan membunuh asa dan menyia-nyiakan kehidupan yang sedang dijalani.

Sesungguhnya arsip masa lalu bagi orang-orang yang berakal sudah ditutup dan tidak akan dibuka kembali. Ia telah dimasukkan ke dalam kerangkeng yang terlupakan buat selama-lamanya, diikat dengan tali yang kuat di dalam penjara yang terabaikan sehingga tidak bakal bebas untuk selamanya, dan telah dikunci rapat-rapat semua pintunya sehingga tidak bakal melihat secercah cahayapun. Masa lalu telah berlalu dan habis waktunya; kesedihan tidak dapat mengembalikannya; kesusahan tidak dapat memperbaikinya; kegelisahan tidak dapat meluruskannya; dan kekeruhan tidak bakal menghidupkannya kembali, karena semuanya telah tiada.

Jangan biarkan diri Anda hidup dalam bayangan mimpi buruk masa lalu yang menyekap diri Anda di bawah kungkungannya. Selamatkanlah diri Anda dari bayangan menakutkan masa lalu. Apakah Anda ingin mengembalikan arus sungai ke hulunya, matahari ke tempat terbitnya, bayi ke dalam perut ibunya, air susu ke teteknya, dan air mata ke dalam rongganya ? Sesungguhnya interaksi Anda dengan masa lalu, kegelisahan Anda karenanya, membiarkan diri terpanggang oleh bara kepahitannya dan memasrahkan diri keharibaaannya, merupakan sikap yang sangat tragis, mengerikan, menakutkan, lagi menggelisahkan.

Membuka kembali lembaran masa silam sama dengan menyia-nyiakan masa kini, mencabik-cabik jerih-payahnya, dan memporak porandakan semua yang telah dilakukan saat sekarang. Allah subhanahu wa ta’ala sering menyebutkan perihal umat-umat terdahulu dan apa yang telah dilakukan oleh mereka, kemudian disudahi dengan firman :

تلك أمة قد خلت [سورة البقرة : 134].

“Itulah umat yang telah lalu”. [QS. Al-Baqarah (2) : 134].

Sesudah itu selesai kisahnya dan habis waktunya; tiada gunanya membedah kembali bangkai masa silam atau membalikkan putaran roda sejarah ke belakang.

Sesungguhnya orang yang kembali ke masa lalu, sama halnya dengan menggiling kembali tepung yang memang telah menjadi tepung, atau seperti orang yang menggergaji kembali serbuk kayu yang memang telah menjadi serbuk.

Dahulu mereka mengatakan kepada seseorang yang menangisi masa lalunya, “Jangan Anda coba membangkitkan orang yang telah mati dari kuburnya !” Seorang penulis karikatur menceritakan percakapan antar sesama hewan. Para hewan bertanya kepada keledai : “Mengapa kamu tidak mau menggaru lahan ?” (Mengapa kamu tidak mau mengungkit masa lalu ?) Keledai menjawab : “Aku tidak suka berbohong”.

Sesungguhnya bencana yang menimpa kita adalah karena ketidak berdayaan kita menghadapi tantangan masa kini dan menyibukan diri dengan masa lalu. Kita telantarkan istana-istana nan indah yang telah kita bangun, kemudian alihkan perhatian kita untuk meratapi puing-puig masa silam yang telah ditinggalkan. Padahal sesungguhnya jka seluruh manusia dan jin bersatu padu untuk mengembalikan masa lalu, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya, karena hal itu sama dengan melakukan suatu kemustahilan.

Sesungguhnya manusia yang waras tidak akan memandang ke arah belakang dan mereka tidak bakal menoleh ke arahnya. Sesungguhnya angin bertiup ke arah depat; air mengalir ke arah muara; dan kafilah berjalan ke arah depan. Oleh karena itu, janganlah Anda coba-coba menentang hukum alam dalam kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kajian syarhul hikam - penjelasan hikmah ketiga - PURI BOSS PULSA.

Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala. ...