Wasiat Imam
Al Ghazali tentang Apa yang terjadi di Masa lalu biarlah berlalu, Jangan diratapi
dan disesali dan perintah untuk menjadi manusia yang lebih baik dari hari-hari
yang telah lewat dan mengisi kehidupan dengan memperbanyak ibadah kepada Allah
dan memperbanyak amal shalih.
|
@vidiokisahcintapuribosspulsa/S=0009/klik.
|
Wasiat Imam
Al Ghazali tentang Masa lalu biarlah berlalu, Jangan diratapi dan disesali :
|
Suatu hari, Imam Al Ghazali berkumpul dengan
murid-muridnya, lalu sang Imam bertanya : “Apa yang PALING JAUH dari diri kita
di dunia ini ?”. Murid-muridnya menjawab : “Negeri Cina, bulan, matahari dan
bintang-gemintang”. Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban itu
benar. Tapi yang paling benar adalah “MASA LALU”. Walau dengan cara apapun kita
tidak pernah akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kamu harus menjaga
hari ini dan hari-hari yang akan datang menjadi lebih baik dari hari sebelumnya
dan isi dengan beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan berbuatlah baik
kepada sesama manusia agar kamu selamat.
Mutiara kata-kata
yang penuh makna :
|
“Ayam berkokok di pagi hari”.
“Paling enak mandi di kali”.
“Hidup akan bertambah nikmat bila di syukuri”.
“Apa yang telah terjadi jangan kamu sesali, karena waktu
tidak akan kembali”.
“Tali putri itu benalu”.
“Pahit rasanya itu jamu”.
“Jangan kamu ingat masa lalu”.
“Karena apa yang terjadi itu pelajaran buat mu”.
Kajian Kitab
Tsalatsuuna Sababun Lis Sa’aadah, Karya DR. Aidh bin ‘Abdullah Al-Qorni
semoga Allah merahmatinya : Yang Lalu Biarlah Berlalu, Jangan Di ratapi.
|
Membuka kembali ingatan masa lalu, berinteraksi
dengannya, dan menghadirkannya kembali ke masa kini untuk meratapi
tragedi-tragedinya merupakan tindakan yang bodoh lagi gila, sama dengan
membunuh asa dan menyia-nyiakan kehidupan yang sedang dijalani.
Sesungguhnya
arsip masa lalu bagi orang-orang yang berakal sudah ditutup dan tidak akan
dibuka kembali. Ia telah dimasukkan ke dalam kerangkeng yang terlupakan buat
selama-lamanya, diikat dengan tali yang kuat di dalam penjara yang terabaikan
sehingga tidak bakal bebas untuk selamanya, dan telah dikunci rapat-rapat semua
pintunya sehingga tidak bakal melihat secercah cahayapun. Masa lalu telah
berlalu dan habis waktunya; kesedihan tidak dapat mengembalikannya; kesusahan
tidak dapat memperbaikinya; kegelisahan tidak dapat meluruskannya; dan
kekeruhan tidak bakal menghidupkannya kembali, karena semuanya telah tiada.
Jangan biarkan
diri Anda hidup dalam bayangan mimpi buruk masa lalu yang menyekap diri Anda di
bawah kungkungannya. Selamatkanlah diri Anda dari bayangan menakutkan masa
lalu. Apakah Anda ingin mengembalikan arus sungai ke hulunya, matahari ke
tempat terbitnya, bayi ke dalam perut ibunya, air susu ke teteknya, dan air
mata ke dalam rongganya ? Sesungguhnya interaksi Anda dengan masa lalu,
kegelisahan Anda karenanya, membiarkan diri terpanggang oleh bara kepahitannya
dan memasrahkan diri keharibaaannya, merupakan sikap yang sangat tragis,
mengerikan, menakutkan, lagi menggelisahkan.
Membuka kembali
lembaran masa silam sama dengan menyia-nyiakan masa kini, mencabik-cabik
jerih-payahnya, dan memporak porandakan semua yang telah dilakukan saat sekarang.
Allah subhanahu wa ta’ala sering menyebutkan perihal umat-umat terdahulu dan
apa yang telah dilakukan oleh mereka, kemudian disudahi dengan firman :
تلك أمة قد خلت [سورة البقرة : 134].
“Itulah umat yang telah lalu”. [QS. Al-Baqarah (2) :
134].
Sesudah itu
selesai kisahnya dan habis waktunya; tiada gunanya membedah kembali bangkai
masa silam atau membalikkan putaran roda sejarah ke belakang.
Sesungguhnya
orang yang kembali ke masa lalu, sama halnya dengan menggiling kembali tepung
yang memang telah menjadi tepung, atau seperti orang yang menggergaji kembali
serbuk kayu yang memang telah menjadi serbuk.
Dahulu mereka
mengatakan kepada seseorang yang menangisi masa lalunya, “Jangan Anda coba
membangkitkan orang yang telah mati dari kuburnya !” Seorang penulis karikatur
menceritakan percakapan antar sesama hewan. Para hewan bertanya kepada keledai
: “Mengapa kamu tidak mau menggaru lahan ?” (Mengapa kamu tidak mau mengungkit
masa lalu ?) Keledai menjawab : “Aku tidak suka berbohong”.
Sesungguhnya
bencana yang menimpa kita adalah karena ketidak berdayaan kita menghadapi
tantangan masa kini dan menyibukan diri dengan masa lalu. Kita telantarkan
istana-istana nan indah yang telah kita bangun, kemudian alihkan perhatian kita
untuk meratapi puing-puig masa silam yang telah ditinggalkan. Padahal
sesungguhnya jka seluruh manusia dan jin bersatu padu untuk mengembalikan masa
lalu, niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya, karena hal itu sama dengan
melakukan suatu kemustahilan.
Sesungguhnya
manusia yang waras tidak akan memandang ke arah belakang dan mereka tidak bakal
menoleh ke arahnya. Sesungguhnya angin bertiup ke arah depat; air mengalir ke
arah muara; dan kafilah berjalan ke arah depan. Oleh karena itu, janganlah Anda
coba-coba menentang hukum alam dalam kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar