SELAMAT DATANG DI BLOG PURI BOSS PULSA KETUA UMUM PARTAI KURANG SUARA (P.K.S) MENDUKUNG CALON PEMIMPIN DAN PARTAI POLITIK KURANG SUARA, KURANG DANA DAN KURANG POPULER CS : 085-291-081-888 = 085-712-871-888 = 083-863-691-888 = 087-736-731-888 = 089-603-871-888 PURI CAHYADI - REK. BANK : 4221211418 (BCA)

Selasa, 05 November 2019

kajian syarhul hikam - penjelasan hikmah ketiga - PURI BOSS PULSA.


Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala.

@ngajisyarhulhikam/S=0003/klik.


Tema Kajian : Penjelasan keadaan-keadaan orang-orang yang mengenal Allah tentang menjauhkan diri dari mengatur dirinya terhadap perkara dunia.

[سوابق الهمم لا تخرق أسوار الأقدار] هذه الحكمة كالتعليل لما قبلها وتصلح أيضا لما بعدها كأنه قال ارادتك أيها المريد خلاف ما أراده مولاك لا تجدي نفعا لأنه اذا كانت سوابق الهمم أي الهمم السوابق أي سريعة التأثير في الأشياء وهي قوي النفس التي تنفعل عنها الأشياء وتكون للولى كرامة يقال فعل كذا بهمته اذا وجهها اليه فوجد ولغيره كالساحر والعائن اهانة لا تنفعل عنه الأشياء الا بتقدير الله تعالى أي باذنه سبحانه فالهمم غير السوابق كهمتك ايها المريد لا أثر لها من باب أولى ففي هذا تبريد نار الحرص المشتعلة في قلبه حتى يخيل له أن ذلك الشيئ طوع يده وأنه يدركه لا محالة والإضافة في قوله سوابق الهمم من اضافة الصفة إلى الموصوف كما تقرر وفي قوله أسوار الأقدار من إضافة المشبه به للمشبه.

[cita-cita yang kuat yang bermacam-macam yang cepat memberikan hasil itu tidak bisa menerobos batas-batas taqdir Allah] hikmah ini seperti menjadi alasan kepada hikmah yang sebelumnya dan juga pantas menjadi alasan terhadap apa yang setelahnya, seakan-akan penulis berkata : keinginanmu wahai orang yang mengharapkan wushul kepada Allah dalam keadaan berbeda dengan apa yang di kehendaki oleh Allah itu tidak bisa memberikan manfaat, karena apabila sawabiqul himam maksudnya himmah sabiqah: cita-cita yang kuat yang bermacam-macam maksudnya adalah cepat memberikan hasil dalam semua perkara yang di tuju dan himmah sabiqah itu adalah kekuatan nafsu yang bisa menimbulkan apa yang di inginkan dan himmah sabiqah itu untuk wali Allah di sebut karamah, di katakana fa’ala kadza bihimmatihi apabila wali tersebut menghadapkan himmahnya kepada apa yang di maksud, kemudian yang di maksud itu terwujud dan selain wali Allah seperti tukang sihir dan orang yang tajam matanya sebagai bentuk penghinaan dari Allah yang segala sesuatu tidak bisa terlaksana darinya kecuali dengan takdir Allah ta’ala maksudnya dengan idzin Allah subhanahu, maka himmah yang bukan sabiqah itu seperti cita-cita kuat kamu wahai orang yang mengharapkan wushul kepada Allah yang tidak ada hasil baginya dari sisi apa yang lebih utama, maka dalam hal ini memadamkan api semangat yang berkobar-kobar di dalam hatinya sehingga di khayalkan kepadanya bahwa sesuatu itu tunduk pada tangannya dan bahwasannya orang yang mengharapkan wushul kepada Allah itu semestinya bisa menghasilkan apa yang di harapkan, mengidhafahkan dalam ucapan beliau sawabiqul himam itu termasuk mengidhafahkan sifat kepada yang di sifati sebagaimana yang telah tetap dalam kaidah ilmu nahwu dan dalam ucapan beliau aswaral aqdar itu termasuk dari mengidhafahkan almusyabbah bihi: yang di serupakan dengannya yakni al-aqdar: taqdir-taqdir kepada almusyabbah: yang di serupakan yakni al-aswar: batas-batas.

Senin, 04 November 2019

kajian kitab syarhul hikam - penjelasan hikmah kedua - PURI BOSS PULSA.

Kajian Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala.

@ngajisyarhulhikam/S=0002/klik.


Tema Kajian : Penjelasan tentang keadaan-keadaan orang yang benar dalam maqam tajrid dari sebab-sebab yang bersifat duniawi dan menyibukan diri dengannya.

[إرادتك التجريد] أي ميل نفسك أيها المريد الصادق إلى التجريد عن الأسباب الظاهرية أي خروجك عنها وعدم معاناتها [مع إقامة الله إياك فى الأسباب] وعلامة ذلك أن يهيئها لك وأن تجد السلامة فى دينك عند معاناتها وينقطع بها طعمك عما بأيدى الناس ولا يشغلك عما أنت فيه من وظائف العبادات الظاهرة والأحوال. [من الشهوة] أي شهوات النفوس التى تدعو إليها [الخفية] وكانت شهوة لعدم وقوفك على مراد سيدك وموافقتك مراد نفسك وخفية لأن ظاهر ذلك أن مرادك بالتجرد الإنقطاع إلى الله تعالى والتقرب إليه وباطنه أن مرادك الشهرة بالولاية لتقصدك الناس بالإعتقاد والتقرب إليك فتقطع عما أنت بصدده ؛ فقد قال العارفون إقبال الناس على المريد قبل كماله سم قاتل وربما انقطعت بذلك عن وظائفك وأورادك وصرت تتطلع لما بأيدى الناس. [وإرادتك الأسباب] أي التسبب والإكتساب [مع إقامة الله إياك في التجريد] أي بأن يسرلك القوت من حيث لا تحتسب وجعل نفسك مطمئنة عند تعذره متعلقة بمولاها ودمت على الإشتغال بوظائف العبادات [إنخطاط عن الهمة العلية] لإرادتك الرجوع إلى الخلق بعد التعلق بالحق ولو لم يكن إلا مخالطة أبناء الدنيا فيما هم فيه لكان كافيا فى دناءة الهمة فالواجب على السالك أن يمكث فيما أقامه الحق فيه ويرضي به حتى يتولى الله إخراجه منه ولا يخرج بنفسه وإرادته وتسويل الشيطان فيقع في بحر القطيعة والعياذ بالله تعالى.

[keinginanmu untuk diam atau tidak bekerja] maksudnya adalah kecondongan dirimu wahai orang yang mengharapkan wushul kepada Allah yang jujur untuk diam dari sebab-sebab yang bersifat dhahir, maksudnya keluarnya kamu dari sebab dan tidak melakukan sebab [bersamaan itu Allah menempatkan dirimu dalam posisi harus bekerja] dan tanda hal itu adalah Allah telah menyediakan pekerjaan untukmu dan kamu mendapatkan keselamatan dalam agamamu ketika menjalani kesulitan dalam bekerja dan terputus dengan bekerja keinginanmu dari apa yang ada di tangan-tangan manusia dan tidak membuat sibuk kamu dari apa yang kamu ada padanya dari tugas-tugas ibadah yang dhahir dan keadaan-keadaan bathin.

[termasuk dari syahwat] maksudnya adalah termasuk dari keinginan nafsu yang mana nafsu itu mengajaknya agar supaya kamu menuruti keinginan hawa nafsu tersebut [yang samar] dan keinginanmu untuk diam itu adalah syahwat  karena kamu tidak menuruti keinginan Tuhanmu dan kamu mencocoki keinginan nafsumu, dan yang samar karena dhahirnya keinginan itu bahwa keinginanmu untuk diam adalah menghadapkan dirinya murni untuk Allah ta’ala dan mendekatkan diri kepada-Nya, dan bathinnya keinginan itu bahwa keinginanmu itu adalah masyhur dengan menjadi wali agar supaya manusia mengarahkan pandangan kepadamu dengan keyakinan bahwa dirimu adalah orang baik dan manusia itu mendekat kepadamu, maka terputuslah dari apa yang kamu tuju ; Maka sungguh telah berkata orang-orang yang telah makrifatullah : Menghadapnya manusia kepada orang yang mengharapkan wushul kepada Allah sebelum sempurnanya itu adalah racun yang mematikan dan terkadang terputuslah kamu dengan sebab keinginanmu itu dari tugas-tugasmu dan wirid-wiridmu dan kamu menjadi orang yang melihat terhadap apa yang ada di tangan manusia.

[dan keinginanmu untuk menjadi sebab] maksudnya adalah ingin bekerja dan berusaha [bersamaan itu Allah menempatkan dirimu dalam posisi diam atau tidak bekerja] maksudnya adalah dengan Allah memudahkan untukmu yang berupa datangnya bahan makanan dari arah yang tidak di sangka-sangka dan Allah menjadikan dirimu tenang ketika tidak mampu bekerja mencari makanan karena bergantung kepada Tuhannya dan terus menerus kamu sibuk dengan tugas-tugas ibadah [itu adalah menurunkan dirimu dari cita-cita yang tinggi] karena keinginanmu untuk kembali kepada makhluk setelah bergantung kepada dzat yang haq, yaitu Allah, dan seandainya tidak ada yang menurunkan derajat dirimu melainkan bercampur dengan orang-orang ahli dunia pada apa yang mereka ada padanya sungguh itu adalah cukup sebagai bukti tentang rendahnya cita-citanya tersebut, maka wajib bagi orang yang suluk thariqah untuk dia pada apa yang dzat yang haq itu menempatkan dirinya padanya dan meridhai kepadanya sehingga Allah berbuat untuk mengeluarkannya dan tidak keluar dengan sebab dirinya sendiri, dan keinginannya, dan terbujuk oleh rayuan syetan maka dia terjerumus di dalam lautan keterputusan dari menghadap kepada Allah dan semoga kita semua di lindungi oleh Allah dari godaan syetan.

Minggu, 03 November 2019

muqaddimah pensyarah kitab syarhul hikam dan penjelasan hikmah pertama.


Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala.

@ngajisyarhulhikam/S=0001/klik.

Khuthbatul Kitab oleh Syaikh Asy Syarqawi rahimahullahu ta’ala :


[بسم الله الرحمن الرحيم] الحمد لله رب العالمين وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم [أما بعد] فيقول المرتجى غفر المساوي عبد الله بن حجازي الخلوتي المشهور بالشرقاوي : هذه تقييدات لطيفة على حكم العارف بالله سيدي أحمد بن عطاء الله قدس سره وقصده بها فى الغالب خطاب المريدين الصادقين وترقيهم إلى مقام العرفان فينبغي لنا أن نقتصر على بيان مقصوده بحسب الإمكان.

[Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang] Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dan semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kepada keluarganya dan para sahabatnya [adapun sesudahnya] maka orang yang mengharap ampunan semua perbuatan jeleknya yang bernama abdullah bin hijazi yang menempuh jalan thariqah khalwatiyyah yang masyhur dengan nama syarqawi itu berkata : ini adalah kalimat-kalimat yang lembut yang menjelaskan kitab alhikam buah karya orang yang telah makrifatullah, yaitu pemimpin kita Ahmad bin athaillah semoga Allah mensucikan hatinya dan beliau mengarang kitab hikam ini secara umum mempunyai tujuan adalah menasehati para murid-muridnya yang benar-benar menjadi muridnya dan meningkatkan mereka para murid kepada maqam makrifatullah maka sebaiknya bagi kita untuk meringkas atas penjelasan maksudnya syaikh ibnu athaillah dengan sekedarnya saja tanpa perlu di panjang-panjangkan.

Tema Kajian : Penjelasan tentang orang-orang yang mengenal Allah ketika di hadapkan kepada mereka suatu kesalahan dan Penjelasan tentang ketawakalan mereka.

قال رضي الله عنه : [من علامة الإعتماد على العمل] أي عمل الجوارح من صلوات وأذكار وغيرها والمعتمد على ذلك العباد والمريدون فالأولون يعتمدون عليها فى دخول الجنة والتنعم فيها والنجاة من عذاب الله تعالى والآخرون يعتمدون عليها فى الوصول إلى الله تعالى وكشف الأستار عن القلوب وحصول الأحوال القائمة بها والمكاشفات والأسرار كلاهما مذموم وناشئ من رؤية النفس ونسبة الأعمال إليها حتى ينتج ما ذكر ، أما العارفون فلا يرون لأنفسهم شيئا حتى يعتمدون عليه بل يشاهدون أن الفاعل الحقيقي هو الله تعالى وأنهم محل لظهور ذلك فقط. وأشار المصنف رحمه الله تعالى إلى علامة يعرف بها العبد نفسه فمن علامة كونه من القسمين الأولين [نقصان الرجاء] أي رجائه في الله تعالى أن يدخله الجنة وينجيه من العذاب إن كان من العباد وأن يوصله إلى مطلوبه المتقدم إن كان من المريدين. [عند وجود الزلل] بأن تصدر منه معصية كزنا وغفلة عن الله تعالى وترك أوراد ؛ ومن علامة كونه من العارفين فناؤه عن نفسه فإذا وقع فى زلة أو أصابه غفلة شهد تصريف الحق فيه وجريان قضائه عليه كما أنه إذا صدر منه طاعة أو لاح له مشاهدة قلبية لم ير فى ذلك حوله وقوته فلا فرق عنده بين الحالين لأنه غارق فى بحار التوحيد قد استوى خوفه ورجاؤه فلا ينقص العصيان خوفه ولا يزيد الإحسان رجاؤه فمن لم يجد هذه العلامة فيه فليجاهد نفسه بالرياضات والأذكار حتى يصل إلى مقام العرفان. ومراد المصنف بهذه الحكمة تنشيط السالك ورفع همته عن الإعتماد على شيئ سوى مولاه لا التزهيد في الأعمال لأنها سبب عادي فى الوصول إلى الله تعالى ولا تحقير ما تنتجه من الأحوال وغيرها لأن ذلك منة من الله تعالى لا ينبغي رده.

Berkata Syaikh ibnu Athaillah As Sakandari semoga Allah meridhainya : [Termasuk dari tanda-tanda bergantung kepada amal] maksudnya adalah amal anggota badan seperti shalat, dan dzikir, dan selainnya ; dan orang yang bergantung kepada amal itu adalah para ahli ibadah ; dan orang-orang yang mengharapkan wushul kepada Allah ; Maka orang-orang yang pertama, yakni para ahli ibadah : Mereka bergantung kepada amal dalam hal masuk surga dan bersenang-senang di dalam surga dan selamat dari siksaan Allah ta’ala ; dan orang-orang yang lain : mereka bergantung kepada amal dalam perkara wushul kepada Allah ta’ala dan membuka penutup-penutup dari hati dan menghasilkan sifat-sifat yang bagus yang menetap di dalam hati dan membuka barang yang samar dan rahasia Maka keduanya, yakni para ahli ibadah dan orang yang mengharapkan wushul kepada Allah itu di cela dan perbuatan yang seperti itu timbul dari pandangan nafsu dan menisbatkan amal dengan hal-hal yang di inginkan oleh nafsu sehingga timbul apa yang di sebutkan ; Adapun orang-orang yang sangat kenal kepada Allah maka mereka tidak melihat terhadap diri-diri mereka sendiri sama sekali sehingga dia bergantung kepada dirinya sendiri bahkan mereka melihat bahwa yang melakukan pada hakekatnya adalah Allah ta’ala dan bahwa mereka itu menjadi tempat bagi tampilnya pekerjaan Allah itu semata.

Dan memberikan isyarat pengarang kitab alhikam semoga Allah ta’ala merahmatinya kepada salah satu tanda yang mana seorang hamba itu tahu tentang tanda tersebut pada dirinya maka tanda seorang hamba itu termasuk dari dua golonggan yang pertama adalah [kurangnya harapan] maksudnya harapan seorang hamba di dalam rahmat Allah ta’ala, yaitu mengharapkan Allah memasukannya ke dalam surga dan menyelamatkan hamba dari siksa jika dia termasuk dari golonggan ahli ibadah, dan agar Allah mendatangkan kepada hamba terhadap apa yang di minta oleh hamba yang terdahulu jika dia termasuk dari golonggan orang yang mengharapkan wushul kepada Allah.

[ketika dia melakukan kesalahan] dengan hamba tersebut melakukan maksiat seperti zina dan lalai dari Allah ta’ala dan meninggalkan wirid-wirid ; dan tanda seorang hamba itu termasuk dari golonggan orang-orang yang makrifatullah adalah fana’nya seorang hamba dari dirinya maka apabila dia terjerumus ke dalam kesalahan atau dia tertimpa oleh kelalaian, dia melihat pengaturan Allah padanya dan melihat berjalannya ketetapan Allah kepadanya sebagaimana apabila muncul darinya perbuatan taat atau jelas baginya persaksian yang bersifat hati, dia tidak melihat di dalam hal itu dayanya seorang hamba dan kekuatannya maka tidak ada bedanya di sisinya di antara dua keadaan, karena hamba itu tenggelam di dalam lautan tauhid, sungguh takutnya kepada Allah dan berharap rahmat Allah itu sama maka kemaksiatan yang dia lakukan tidak pernah mengurangi rasa takutnya kepada Allah dan kebaikannya tidak pernah menambah harapannya maka barangsiapa yang tidak mendapatkan tanda seperti ini padanya maka sebaiknya dia usahakan dirinya dengan selalu latihan-latihan dan dzikir-dzikir sehingga dia sampai kepada maqam makrifah.

Dan yang di kehendaki oleh pengarang kitab alhikam dengan hikmah ini adalah memberikan semangat pada orang yang suluk dan menasihatinya untuk tidak bersandar kepada sesuatu selain Tuhannya, bukan yang di kehendaki oleh pengarang kitab alhikam ini adalah agar supaya orang yang suluk itu membenci kepada amal, karena amal itu adalah sebab yang berjalan yang bersifat adat dalam perkara wushul kepada Allah ta’ala dan tidak menganggap remeh apa yang di timbulkan oleh amal seperti macam-macam keadaan-keadaan yang tertanam di hati dan selainnya karena itu merupakan anugerah dari Allah yang tidak sewajarnya dia menolaknya.

Sabtu, 02 November 2019

muqaddimah kitab tafsir ibnu katsir - almishbahul munir (shahih ibnu katsir).


Al Mishbahul Munir fi Tahdzibi Tafsiri Ibni Katsir Karya : Al Imam Al Jalil Al Hafidh 'Imaduddin Abil Fida' : Isma'il bin alkhathib abi hafsh umar bin Katsir Al Qurasyi Ad Dimasyqii rahimahullahu ta'ala :

@ngajialmishbahulmunir/S=0001/klik.


بسم الله الرحمن الرحيم [مقدمة ابن كثير] ( قال الشيخ الإمام الأوحد ، البارع الحافظ المتقين ، عماد الدين أبو الفداء : إسماعيل بن الخطيب أبي حفص عمر بن كثير ، الشافعي ، رحمه الله تعالى ورضي عنه ) : الحمد لله الذي افتتح كتابه بالحمد ( الحمد لله رب العالمين ، الرحمن الرحيم ، مالك يوم الدين ) وافتتح خلقه بالحمد فقال تعالى ( الحمد لله الذي خلق السموات والأرض وجعل الظلمات والنور ثم الذين كفروا بربهم يعدلون ) واختتمه بالحمد فقال بعد ما ذكر مآل أهل الجنة وأهل النار ( وترى الملائكة حافين من حول العرش يسبحونه بحمد ربهم وقضي بينهم بالحق وقيل الحمد لله رب العالمين ) ولهذا قال تعالى ( وهو الله لا إله إلا هو له الحمد في الأولى والآخرة وله الحكم وإليه ترجعون ) فله الحمد فى الأولى والأخرة أي فى جميع ما خلق وما هو خالق ، هو المحمود فى ذلك كله كما يقول المصلي (( اللهم ربنا لك الحمد ، ملء السموات وملء الأرض وملء ماشئت من شيء بعد ))

Bismillahir rahmanir rahimi [muqaddimatu ibni katsir] qala asysyaikhu al-imamu al-auhadu albari’u alhafizhu almutqinu ‘imadud dini abul fida-i : isma’ilu ibnul khathibi abi hafshin umara ibni katsirin asysyafi’i rahimahullahu ta’ala wa radhiya ‘anhu : alhamdu lillahi allladzii iftataha kitabahu bil hamdi faqala : [alhamdu lillahi rabbil ‘alamina ; arrahmani arrahimi ; maliki yaumid dini] wa iftataha khalqahu bil hamdi faqala ta’ala : [alhamdu lillahi alladzii khalaqas samawati wal ardhi wa ja’alazh zhulumati wan nura tsumma alladzina kafaruu birabbihim ya’diluna] wa ikhtatamahu bil hamdi faqala ba’da dzakara ma-aala ahlil jannati wa ahlin nari : [wa taral malaa-ikata haaffina min haulil ‘arsyi yusabbihuna bihamdi rabbihim wa qudhiya bainahum bil haqqi wa qila alhamdu lillahi rabbil ‘alamina] wa lihadza qala ta’ala : [wa huwallahu la ilaha illa huwa lahul hamdu fil uulaa wal aakhirati wa lahul hukmu wa ilaihi turja’una] falahul hamdu fil uulaa wal aakhirati ai fi jami’i ma khalaqa wa ma huwa khaliqun huwal mahmudu fi dzalika kullihi kama yaqulul mushallii : [Allahumma rabbana lakal hamdu mil-as samawati wa mil-al ardhi wa mil-a ma syi’ta min syai-in ba’du].

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang [muqaddimah ibnu katsir] [Berkata Syaikh imam auhad, albari' alhafidh almutqin, 'imaduddin abul fida' : ismail bin alkhathib abi hafsh umar bin katsir, asysyafi'i, semoga Allah merahmatinya dan meridhainya].

Segala puji bagi Allah yang telah membuka kitabnya dengan pujian, maka Allah berfirman [Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang maha pemurah lagi maha penyayang].

Dan Allah memulai ciptaannya dengan pujian maka Allah ta'ala berfirman : [Segala puji bagi Allah yang menciptakan langit dan bumi dan menjadikan kegelapan dan terang kemudian orang-orang kafir kepada Tuhan mereka berbuat kesyirikan].

Dan menutupinya dengan pujian maka Allah berfirman setelah apa yang Allah sebutkan tentang angan-angan penduduk surga dan penduduk neraka : ['Dan kamu melihat para malaikat berkeliling di sekitar arsy mereka bertasbih dengan pujian kepada Tuhan mereka dan di putuskan di antara mereka dengan kebenaran dan di katakan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam'].

Dan oleh karena ini Allah ta'ala berfirman : ['Dan Dialah Allah, tidak ada sesembahan yang hak yang pantas di sembah kecuali Dia, baginya segala puji baik di awal maupun di akhir dan baginya hukum dan kepada-Nya mereka semua di kembalikan'].

Maka kepunyaan Dia segala pujian baik di awal dan di akhir atau penutupan yaitu di semua apa yang di ciptakan dan apa yang Dia ( Allah ) ciptakan , Dia yang di puji dalam hal itu semuanya sebagaimana orang yang shalat mengucapkan : 'Ya Allah Rabb kami, bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu setelahnya'.

والحمد لله الذي أرسل رسله ( مبشرين ومنذرين لئلا يكون للناس على الله حجة بعد الرسل ) وختمهم بالنبي الأمي العربي المكى الهادى لأوضح السبل ، أرسله إلى جميع خلقه من الإنس والجن من لدن بعثته إلى قيام الساعة كما قال تعالى ( قل يأيها الناس إني رسول الله إليكم جميعا الذي له ملك السموات والأرض لا إله إلا الله هو يحي ويميت فآمنوا بالله ورسوله النبي الأمي الذي يؤمن بالله وكلمانه واتبعوه لعلكم تهتدون ) وقال تعالى : ( لأنذركم به ومن بلغ ) فمن بلغه هذا القرآن من عرب وعجم وأسود وأحمر وإنس وجان فهو نذير له ولهذا قال تعالى : ( ومن يكفر به من الأحزاب فالنار موعده ) فمن كفر بالقرآن ممن ذكرنا فالنار موعده بنص الله تعالى كما قال تعالى : ( فذرني ومن يكذب بهذا الحديث سنستدرجهم من حيث لا يعلمون ) وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : بعثت إلى الأحمر والأسود ؛ قال مجاهد : يعني الإنس والجن فهو صلوات الله وسلامه عليه رسول الله إلى جميع الثقلين : الإنس والجن ؛ مبلغا لهم عن الله تعالى ما أوحاه إليه من هذا الكتاب العزيز الذي : ( لا يأتيه الباطل من بين يديه ولا من خلفه تنزيل من حكيم حميد ).

Wal hamdu lillahi alladzii arsala rusulahu : mubasysyirina wa mundzirina li-alla yakuna ‘alallahi hujjatun ba’dar rusuli] wa khatamahum bin nabiyyi al-ummiyyi al-‘arabbiyyi almakkiyyi alhadiyyi li-audhahis subuli ; arsalahu ila jami’i khalqihi minal insi wal jinni min ladun bi’tsatihi ila yaumis sa’ati kama qala ta’ala : [qul ya-ayyuhan nasu innii rasulullahi ilaikum jami’an alladzii lahu mulkus samawati wal ardhi la ilaha illa huwa yuhyi wa yumitu fa-aaminuu billahi wa rasulihi annabiyyil ummiyyi alladzii yu’minu billahi wa kalimatihi wat tabi’uhu la’allakum tahtaduna] wa qala ta’ala : [li-undzirakum bihi wa man balagha] faman balaghahu hadzal qur-aanu min ‘arabin wa ‘ajamin wa aswada wa ahmara wa insin wa jinnin fahuwa nadzirun lahu wa lihadza qala ta’ala : [wa man yakfuru bihi minal ahzabi fan naru mau’iduhu] faman kafara bil qur-aani mimman dzakarnaa fan naru mau’iduhu binashshillahi ta’ala kama qala ta’ala : [fadzarnii wa man yukadzdzibu bihadzal haditsi sanastadrijuhum min haitsu la ya’lamuna] wa qala rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallama : bu’itstu ilal ahmari wal aswadi ; qala mujahidu : ya’nii : al-insa wal jinna fahuwa shalawatullahi wa salamuhu ‘alaihi rasulullahi ila jami’i atstsaqalaini : al-insi wal jinni ; muballighan lahum ‘anillahi ta’ala ma auhahu ilaihi min hadzal kitabil ‘azizi alladzii : [la ya’tihil bathilu min baini yadaihi wa la min khalfihi tanzilun min hakimin hamidin.

Dan segala puji bagi Allah yang telah mengutus para rasulnya [Mereka memberikan kabar gembira dan memberikan peringatan supaya tidak ada hujjah atau alasan bagi manusia atas Allah setelah di utusnya para rasul].

Dan penutup mereka [para nabi] dengan nabi yang ummi [tidak bisa membaca dan menulis] dari bangsa arab, dari mekah, yang dapat petunjuk untuk menjelaskan jalan-jalan, Allah mengutusnya untuk semua makhluknya dari manusia dan jin, mulai di utusnya beliau sampai hari kiamat, sebagaimana Allah ta'ala berfirman [Katakanlah hai muhammad : wahai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semuanya, yang kepunyaannya kerajaan langit dan bumi, yang tidak ada sesembahan yang berhak di sembah kecuali Dia yang menghidupkan dan mematikan maka berimanlah kepada Allah dan rasulnya, seorang nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kalimat-kalimatnya dan ikutilah dia mudah-mudahan kalian mendapat petunjuk].

Dan Allah ta’ala berfirman : [agar aku memperingatkan kalian dengannya dan orang yang sampai, yaitu alqur’an kepadanya] maka barangsiapa sampai kepadanya alqur’an ini baik dia orang arab atau non arab, baik dia berkulit hitam atau berkulit merah, baik dia manusia atau jin maka alqur’an ini menjadi peringatan buat dia.

Dan oleh karena ini Allah ta’ala berfirman : [dan barangsiapa yang kufur dengan alqur’an daripada golonggan-golonggan maka nerakalah tempat yang dijanjikan buat dia] maka barangsiapa yang kufur dengan alqur’an daripada orang yang telah kami sebutkan maka neraka lah adalah tempat yang dijanjikan buat dia ini ditetapkan dengan nash Allah ta’ala sebagaimana firman Allah ta’ala : [maka serahkanlah kepadaku dan terhadap orang yang mendustakan kalam ini, yaitu alqur’an niscaya kami akan berangsur-angsur menghukum mereka secara tiba-tiba dari sisi yang mereka tidak menyangka].

Dan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : aku diutus kepada al-ahmar dan al-aswad ; berkata mujahid : yakni manusia dan jin ; maka beliau shalawatullahi wa salamuhu ‘alaihi adalah utusan Allah kepada seluruh daripada dua golongan, yaitu manusia dan jin ; yang menyampaikan buat mereka dari Allah ta’ala apa yang Allah wahyukan kepadanya dari kitab yang mulia ini yang dia disifati : [tidak ada kebatilan pun yang datang dari depannya maupun dari belakangnya yang diturunkan dari sang maha bijaksana dan maha terpuji].

kajian syarhul hikam - penjelasan hikmah ketiga - PURI BOSS PULSA.

Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala. ...