SELAMAT DATANG DI BLOG PURI BOSS PULSA KETUA UMUM PARTAI KURANG SUARA (P.K.S) MENDUKUNG CALON PEMIMPIN DAN PARTAI POLITIK KURANG SUARA, KURANG DANA DAN KURANG POPULER CS : 085-291-081-888 = 085-712-871-888 = 083-863-691-888 = 087-736-731-888 = 089-603-871-888 PURI CAHYADI - REK. BANK : 4221211418 (BCA)

Rabu, 13 Maret 2019

kisah sepasang suami istri dan seekor keledai melewati jembatan tua.

KUMPULAN VIDIO KISAH CINTA PURI BOSS PULSA : VIDIO TANTANGAN KEDUA UNTUK KEKASIH HATI KU [HABIBAL QALBII] DAN MENGUJI KETAJAMAN PIKIRAN KEKASIH KU SITI MAESAROH LEWAT CERITA PENDEK.

@vidiokisahcintapuribosspulsa/S=0002/klik.


KISAH SEPASANG SUAMI ISTRI DAN SEEKOR KELEDAI MELEWATI JEMBATAN TUA.

duhai kekasih (hati) ku, duhai sayang ku, siti maesaroh, mas (puri) ucapkan salam kepadamu ‘As Salamu ‘Alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatu’, semoga kita berdua dipersatukan oleh Allah dalam pernikahan yang suci dan dilanggengkan rumah tangga kita sampai menjadi kakek nenek, aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

duhai kekasih (hati) ku, duhai sayang ku, siti maesaroh, dalam vidio ini mas (puri) ingin bercerita tentang ‘kisah sepasang suami istri dan seekor keledai yang melewati jembatan tua’, simak baik-baik ceritanya dan di akhir cerita, mas (puri) punya dua pertanyaan untukmu !!!.

Al kisah di zaman dulu (kala) ada sepasang suami istri yang sudah tua (renta), hidup mereka bahagia, pada suatu hari kakek dan nenek ingin bebergian ke suatu tempat dengan naik keledai miliknya, setelah dipersiapkan bekal mereka berdua naik keledai, di tengah perjalanan ada orang yang berkata : ‘hai kakek nenek mau ke mana?’, apa tidak kasihan dengan keledainya, hewan kecil koq dinaiki dua orang, lalu si kakek mengalah, turun dari keledai, kakek jalan kaki, nenek naik diatas keledai, beberapa meter kemudian ada orang berkata lagi : ‘hai nenek, apa tidak kasihan dengan kakek, capai jalan kaki ?’, lalu nenek bertukar tempat, nenek jalan kaki, kakek naik diatas keledai, dan beberapa meter kemudian ada orang yang berkata : ‘hai kakek, apa tidak kasihan dengan nenek capai jalan kaki ?’, akhirnya mereka berdua (kakek nenek) jalan kaki bersama-sama, beberapa meter kemudian ada orang yang berkata : ‘hai kakek nenek, masa punya keledai tidak dipakai, belinya mahal-mahal koq tidak mau dinaiki ?’, lalu tibalah disuatu tempat yang dekat dengan tempat tujuan, tapi harus melewati jembatan tua, sebelum sampai jembatan tua, ada orang yang berkata : ‘kakek nenek mau kemana ?’, kalau mau kesana, disana jembatannya roboh, percaya dengan informasi orang itu kakek nenek batal ke tempat tujuan, karena itu satu-satunya jembatan, tidak ada yang lain, lalu mereka berdua pulang ke rumah.

duhai kekasih (hati) ku, duhai sayang ku, siti maesaroh, seandainya kisah kakek nenek kita alami dalam kehidupan kita :

Pertanyaan mas (puri) yang pertama : di antara 4 hal yang dilakukan oleh kakek nenek mana yang (paling) kamu sukai ?, opsi pertama : (kakek nenek) naik keledai bersama, opsi kedua : nenek naik keledai, kakek jalan kaki, opsi ketiga : kakek naik keledai, nenek jalan kaki, opsi keempat : mereka berdua (kakek nenek) jalan kaki.

Pertanyaan mas (puri) yang kedua : kalau suatu hari kita pergi ke suatu tempat tapi harus melewati sebuah jembatan tua, lalu ada orang yang berkata memberi informasi bahwa jembatan tua itu roboh, apa yang kamu lakukan ?, opsi pertama : kita terus lanjutkan perjalanan, tidak peduli omongan orang tersebut, meskipun orang yang melarang itu adalah bapak polisi, opsi kedua : balik arah lewat jalan laut naik kapal, opsi ketiga : balik arah lewat jalan udara, naik pesawat terbang, opsi keempat batal ke tempat tujuan, pulang ke rumah.

demikian ceritanya secara singkat, duhai kekasih (hati) ku, siti maesaroh, cerita mas (puri) cukup sekian semoga kamu bisa memberikan jawaban yang tepat dari 4 opsi yang mas (puri) ajukan, terima kasih ‘Was Salamu ‘alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatu’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kajian syarhul hikam - penjelasan hikmah ketiga - PURI BOSS PULSA.

Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala. ...