Kajian Syarhul
Hikam, Karya Abdullah bin Hijazi (Syarqawi) semoga Allah merahmatinya ; Tema
Kajian : Macam-Macam ikhlas dalam beramal yang
dilakukan manusia.
|
@ngajisyarhulhikamibnuathaillah/S=0013/klik.
|
كتاب شرح الحكم. = Kitab Syarhul Hikam.
|
Kajian tentang Macam-Macam ikhlas dalam beramal yang
dilakukan manusia adalah Sebagai Berikut :
|
Penjelasan bahwa ruhnya macam-macam amalan adalah
keikhlasan.
|
ثم قال [الأعمال] الظاهرة [صور
قائمة] أي كالأشخاص التى ليس فيها أرواح فلا نفع بها [وأرواحها] التى بها حياتها
ونفعها [وجود سر الإخلاص] أي سر هو الإخلاص [فيها] والإخلاص يختلف باختلاف الناس
[1] فإخلاص العباد سلامة أعمالهم من الربا الجلي والخفي وكل ما فيه حظ للنفس فلا
يعملون العمل إلا لله تعالى طلبا للثواب وهربا من العقاب مع نسبة العمل إليهم
والإعتماد عليه فى تحصيل ما ذكر. [2] وإخلاص المحبين هو العمل لله إجلالا
وتعظيما لأنه تعالى أهل لذلك لا لقصد ثواب ولا هرب من عقاب ولذا قالت رابعة
العدوية ما عبدتك خوفا من نارك ولا طمعا فى جنتك فنسبت العبادة اليها [3] وإخلاص
العارفين شهودهم انفراد الحق بتحريكم وتسكينهم من غير أن يروا لأنفسهم فى ذلك
حولا ولا قوة فلا يعملون العمل الا بالله لا بحولهم ولا قوتهم وهذا أرفع مما
قبله.
|
Kemudian beliau berkata [amalan-amalan] yang nampak
[itu adalah gambar yang tegak] yakni seperti individu-individu yang tidak ada
padanya ruh, maka tidak ada manfaat dengannya [dan ruh-ruhnya amalan] yang
dengannya hidupnya amalan dan manfaatnya [adalah adanya rahasia ikhlas] yakni
sirru maknanya adalah ikhlas [di dalam amal] dan ikhlas itu berbeda-beda
dengan beda-bedanya manusia [1] ikhlasnya para ahli ibadah adalah selamatnya
amalan-amalan mereka dari riya yang jelas dan samar dan setiap apa yang di
dalamnya itu ada bagian bagi nafsu, maka mereka tidak beramal dengan satu
amalan kecuali karena Allah ta’ala dalam rangka mencari pahala dan lari dari
siksa, bersamaan itu menisbatkan amalan kepada mereka dan bergantung kepada
amal untuk menghasilkan apa yang di sebutkan.
|
[2]: dan ikhlasnya orang-orang yang cinta yang dia
beramal karena Allah dengan tujuan memuliakan dan mengagungkan Allah, karena
sesungguhnya Allah ta’ala itu adalah ahlinya terhadap hal itu, tidak karena
mengharap pahala dan tidak karena menghindari dari siksa, dan oleh karena itu
berkata Rabi’ah Al Adawiyyah : Aku tidak menyembahmu karena takut dari
nerakamu dan tidak karena mengharap surgamu maka dia menyandarkan ibadah
kepada kerendahan dirinya. [3] dan ikhlasnya orang-orang yang mengenal Allah
adalah persaksian mereka bersendiriannya Allah yang hak dengan mengerakan
mereka dan mendiamkan mereka dengan tanpa melihat kepada diri-diri mereka dalam
hal itu, tidak pada daya dan tidak pula pada kekuatan maka mereka tidak
beramal dengan satu amalan kecuali dengan pertolongan Allah, bukan dengan
daya dan tidak pula dengan kekuatan mereka, dan tingkatan ini lebih tinggi
dari apa yang sebelumnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar