Kajian Syarhul
Hikam, Karya Abdullah bin Hijazi (Syarqawi) semoga Allah merahmatinya ; Tema
Kajian : kiat-kiat mendapatkan ketenangan hati dengan
mensucikan diri dari kelalaian dan bertaubat dari kemaksiatan.
|
@ngajisyarhulhikamibnuathaillah/S=0018/klik.
|
كتاب شرح الحكم. = Kitab Syarhul Hikam.
|
Kajian tentang kiat-kiat mendapatkan ketenangan hati dengan
mensucikan diri dari kelalaian dan bertaubat dari kemaksiatan adalah Sebagai
Berikut :
|
Penjelasan bahwa hati itu tidak bisa bersinar dengan
cahaya dalam keadaan gambaran-gambaran yang maujud didunia itu tercetak
dihatinya Sesi 1.
|
[كيف يشرق قلب سور الأكوان] أي المكونات من لآدميين
وغيرهم [منطبعة فى مرآته] باعتقاده أنها تضر وتنفع وتطلعه لها فى أمر ما من
الأمور وتعلقه بها [أم كيف يرحل] أي يسير [إلى الله وهو مكبل] أي مقيد [بشهواته]
النفسية والمقيد لا يمكنه السير [أم كيف يطمع أن يدخل] ذلك القلب [حضرة الله]
بأن يشاهدهه [وهو لم يتطهر من جنابة غفلاته] أي من غفلاته الشبيهة بالجنابة فكما
يمنع الجنب من دخوله المسجد كذلك يمنع من استولت عليه الغفلة من دخول حضرة الرب [أم
كيف يرجو أن يفهم دقائق الأسرار] وهي العلوم الدقيقة التي ترد على القلوب
العارفين [وهو لم يتب من هفواته] وهي ما يصدر منه من المعاصي لا عن قصد.
|
[bagaimana hati ini akan bersinar dalam keadaan gambar
perkara-perkara yang maujud didunia itu ada dihadapannya] yaitu
perkara-perkara yang maujud didunia dari anak-anak adam dan selainnya [itu
tercetak didalam kacanya hati] dengan meyakini bahwasannya dia itu bisa
memberi bahaya dan manfaat dan melihatnya hati kepadanya didalam menghasilkan
perkara apa saja dari perkara-perkara dan bergantungnya hati dengannya [atau
bagaimana hati bisa berangkat] yakni berjalan [menuju Allah dalam keadaan
hati itu dibelenggu] yaitu terikat [dengan syahwat-syahwatnya hati] yang
bersifat nafsu dan sesuatu yang terikat itu tidak mungkin hal itu berjalan
[atau bagaimana dia berkeinginan untuk masuk] hati itu [ke hadirat Allah]
dengan hati melihat kepada Allah [dalam keadaan dia belum bersuci dari
kelalaian yang diserupakan seperti orang yang terkena janabah] yaitu dari
sifat kelalaiannya hati yang diserupakan dengan janabah sebagaimana orang
yang junub dilarang dari masuknya dia ke dalam masjid, demikian juga
dilarangnya orang-orang yang dikuasai oleh sifat kelalaian dari masuk ke
arena keTuhanan [atau bagaimana hati ini bisa berharap untuk memahami
rahasia-rahasia Allah yang lembut] yaitu ilmu-ilmu yang lembut yang datang
kepada hati-hati orang-orang yang mengenal Allah [dalam keadaan hati belum
bertaubat dari kesalahan-kesalahannya hati] dan itu adalah apa yang muncul
dari hati daripada kemaksiatan-kemaksiatan hati, bukan dari yang dituju.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar