Kitab
Fathul Majid Syarhu Kitabut Tauhid Karya Syaikh Abdur Rahman bin Hasan Alusy
Syaikh rahimahullahu ta’ala ; Tema Kajian : Kumpulan
Artikel Kitab Fathul Majid Syarhu Kitabut Tauhid.
|
@ngajifathulmajidsyarhukitabuttauhid/S=0001/klik.
|
Topik Pembahasan : Makna bismillahir rahmanir rahim.
|
MATAN KITAB :
|
بسم الله الرحمن الرحيم ، الحمد لله وصلى
الله على محمد وعلى آله وسلم.
|
bismillaahir rahmaanir rahiim (dengan menyebut nama
Allah yang maha pemurah lagi maha penyayang), segala puji bagi Allah, dan
semoga shalawat dan salam Allah selalu tercurahkan kepada nabi muhammad dan
juga kepada keluarganya.
|
SYARAH KITAB :
|
[بسم
الله الرحمن الرحيم] ابتدأ كتابه بالبسملة اقتداء بالكتاب العزيز وعملا بحديث :
[1]-[ كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه ببسم الله الرحمن الرحيم فهو أقطع] أخرجه ابن
حبان من طريقين ، قال ابن صلاح : والحديث حسن.
|
Beliau memulai kitabnya dengan basmalah karena
mengikuti kitab yang mulia, yakni Alqur'an dan juga karena mengamalkan hadis
: [1]- [setiap perkara yang memiliki kemuliaan, memiliki makna yang penting
kemudian tidak di mulai dengan bismillah maka dia itu mandul, tidak
mendatangkan faedah, pahala] ada riwayat lain di keluarkan oleh ibnu hibban
dari dua jalan, berkata ibnu shalah : hadis ini hasan.
|
[2]-
ولأبي داود وابن ماجه : [كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بالحمد لله أو بالحمد فهو
أقطع].
|
[2]- dan pada riwayat abu dawud dan ibnu majah :
[setiap perkara yang memiliki makna yang penting tidak di mulai dengan hamdu
lillah : pujian kepada Allah atau dengan hamdu : pujian maka dia itu tidak mendatangkan
faedah].
|
[3]-
ولأحمد : [كل أمر ذي بال لا يفتتح بذكر الله فهو أبتر أو أقطع] وللدارقطني عن
أبي هريرة مرفوعا : [كل أمر ذي بال لا يفتتح بذكر الله فهو أقطع].
|
[3]- dan pada riwayat ahmad : [setiap perkara yang
memiliki makna yang penting yang tidak di buka dengan dzikrullah maka dia itu
mandul atau terputus] dan pada riwayat addaraqutnii dari abu hurairah secara
marfu' : [setiap perkara yang memiliki makna yang penting yang tidak di buka
dengan dzikrullah maka dia itu terputus].
|
والمصنف قد اقتصر في بعض نسخه على البسملة ،
لأنها من أبلغ الثناء والذكر للحديث المتقدم ، وكان النبي صلى الله عليه وسلم
يقتصر عليها في مراسلاته ، كما في كتابه لهرقل عظيم الروم ، ووقع لي نسخة بخطه
رحمه الله تعالى بدأ فيها بالبسملة وثنى بالحمد والصلاة على النبي صلى الله عليه
وسلم وآله ، وعلى هذا فالابتداء بالبسملة حقيقي ، وبالحمدلة نسبي إضافي ، أي
بالنسبة إلى ما بعد الحمد يكون مبدوءا به.
|
dan almusonnif - syaikh muhammad bin abdil wahhab -
beliau membuka kitabnya dengan meringkas hanya basmalah saja - bismillaahir rahmaanir
rahiim - karena basmalah merupakan pujian dan dzikir kepada Allah yang
setinggi-tingginya berdasarkan hadis yang telah lewat, dan adalah nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam beliau meringkas hanya dengan bismillaahir
rahmaanir rahiim pada surat-menyuratnya, seperti pada surat beliau untuk raja
heraklius, raja romawi, pembesar romawi, dan telah sampai tanganku satu
salinan kitab tauhid yang asli dengan tulisan beliau - syaikh muhammad bin
abdil wahhab - semoga Allah merahmatinya beliau memulai padanya dengan
basmalah, dan pujian dengan hamdu lillah dan shalawat kepada nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan keluarganya, dan kalau ini salinan yang benar maka di
mulai dengan basmalah haqiqi: benar-benar di mulai dengan basmalah, dan
adapun kalimat alhamdu lillah adalah nisbiyyun idhafiy: tergantung dia dari
mana, yakni dengan menisbatkan kepada apa yang setelah alhamdu maka dia yang
di mulai dengannya.
|
والباء فى [بسم الله] متعلقة بمحذوف ، واختار
كثير من المتأخرين كونه فعلا خاصا متأخرا. أما كونه فعلا ، فلأن الأصل فى العمل
للأفعال. وأما كونه خاصا ، فلأن كل مبتدئ بالبسملة فى أمر يضمر ما جعل البسملة
مبدأ له. وأما كونه متأخر ، فلدلالته على الإختصاص ، وأدخل فى التعظيم ، وأوفق
للوجود ، ولأن أهم ما يبدأ به ذكر الله.
|
Dan huruf ba pada ‘bismillah’ itu terkait dengan apa
yang tidak tersebut, dan para ulama yang belakangan menganggap bahwa yang
tidak di sebut itu adalah kata kerja yang khusus yang di belakang ; dan
adapun keadaannya harus fi’il karena hukum asal pada semua pekerjaan adalah
fi’il-fi’il ; dan adapun keadaannya harus khusus karena setiap yang memulai
dengan basmalah pada satu perkara yang ada di dalam hati apa yang menjadikan
basmalah sebagai permulaannya ; dan adapun keadaannya harus di belakang maka
untuk menunjukan pengkhususan dan masuk dalam pengagungan dan mencocoki
dengan keberadaannya, karena yang paling penting untuk di jadikan pertama
adalah dzikrullah ta’ala.
|
وذكر العلامة ابن القيم رحمه الله تعالى لحذف
العامل فوائد ، منها : أنه موطن لا ينبغي أن يتقدم فيه غير ذكر الله ومنها : أن
الفعل اذا حذف صح الإبتداء بالبسملة فى كل عمل وقول وحركة فكان الحذف أعم ،
إنتهى ملخصا.
|
Dan Al ‘Alamah ibnul Qayyim semoga Allah ta’ala
merahmatinya : Bahwa di buangnya ‘amil ada beberapa faedah, di antaranya
[yang pertama]: bahwasannya itu adalah tempat yang tidak sepantasnya di
dahului kalimat lain selain dzikrullah, dan di antaranya [yang kedua]: bahwa
fi’il basmalah bila tak di sebut menjadi benar untuk memulai dengan basmalah
pada semua amalan, dan ucapan, dan gerakan maka dengan tidak di sebut
fi’ilnya itu menjadi lebih umum, selesai secara ringkas.
|
وباء [بسم الله] للمصاحبة وقيل : للإستعانة
فيكون التقدير : بسم أؤلف حال كوني مستعينا بذكره متبركا به وأما ظهوره في [إقرأ
باسم ربك] وفي [بسم الله مجرها] فلأن المقام يقتضي ذلك كما لايخفي.
|
Dan huruf ba [bismillaahi] untuk mengiringi dan di
katakan : untuk meminta pertolongan maka taqdirnya menjadi : dengan nama
Allah aku menulis dalam keadaan aku meminta tolong kepadanya dengan menyebut
namanya dengan mengharap barakah darinya, dan adapun munculnya fi’il dalam
[bacalah dengan nama Tuhanmu] dan dalam [dengan nama Allah yang menjalankan
kapal ini] karena kontek kalimat menuntut hal itu sebagaimana telah jelas.
|
والإسم مشتق من السمو وهو العلو وقيل : من
الوسم وهو العلامة لأن كل ما سمي فقد نوه باسمه ووسم.
|
Dan nama Allah di ambil dari kata assumuwwu maknanya
tinggi, dan di katakan di ambil dari kata alwasmi, yang maknanya tanda,
karena setiap apa yang di beri nama maka sungguh dia di tinggikan dengan
namanya dan di tandai.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar