SELAMAT DATANG DI BLOG PURI BOSS PULSA KETUA UMUM PARTAI KURANG SUARA (P.K.S) MENDUKUNG CALON PEMIMPIN DAN PARTAI POLITIK KURANG SUARA, KURANG DANA DAN KURANG POPULER CS : 085-291-081-888 = 085-712-871-888 = 083-863-691-888 = 087-736-731-888 = 089-603-871-888 PURI CAHYADI - REK. BANK : 4221211418 (BCA)

Kamis, 09 Mei 2019

شرح الحكم ابن عطاء الله السكندري

Kajian Syarhul Hikam, Karya Abdullah bin Hijazi (Syarqawi) semoga Allah merahmatinya ; Tema Kajian : keinginan merubah taqdir Allah dan mengganti pekerjaan yang sedang dia jalani karena menganggap sedikit hasilnya dan mengejar perubahan dalam hidup kecuali dia dipaksa oleh Allah mengganti pekerjaannya tersebut.

@ngajisyarhulhikamibnuathaillah/S=0028/klik.

كتاب شرح الحكم. = Kitab Syarhul Hikam.


Kajian tentang keinginan merubah taqdir Allah dan mengganti pekerjaan yang sedang dia jalani karena menganggap sedikit hasilnya dan mengejar perubahan dalam hidup kecuali dia dipaksa oleh Allah mengganti pekerjaannya tersebut  Sesi 2 adalah Sebagai Berikut :

Penjelasan bahwa barangsiapa yang ingin merubah apa yang dikehendaki oleh Allah, itu berarti dia tidak meninggalkan sedikitpun dari kebodohan.

وكذا إن كان فى حال قبض وأراد الإنتقال عنه إلى البسط ، قال بعضهم لي منذ أربعين سنة ما أقامني الله فى حال فكرهته ولا نقلني إلى غيره فسخطته وهذا من نتائج العلم بالله ومعرفة ربوبيته فإن سخط تلك الحال وتشوف إلى الإنتقال عنها بنفسه وأراد أن يحدث غير ما أظهره الله تعالى فقد بلغ غاية الجهل بربه واسادة الأدب فى حضرته وهذا من معارضة حكم الوقت الذي تشير اليه الصوفية وهو عندهم من أعظم ذنوب الخاصة.

dan demikian itu jika dia didalam keadaan terdesak dan mengharapkan pindah darinya kepada kelapangan, berkata sebagian mereka : ‘bagiku semenjak 40 tahun tidak pernah aku menempatkan diriku dalam satu keadaan lalu aku membencinya dan tidak memindah diriku kepada keadaan yang lain maka aku murka padanya’, dan ucapan sebagian mereka ini termasuk dari buah-buahnya ilmu kepada Allah dan mengenal sifat rububiyahnya Allah maka jika murid marah pada satu keadaan dan ingin untuk berpindah darinya dengan dirinya sendiri dan ingin untuk melakukan hal yang baru selain apa yang Allah perlihatkan maka sungguh dia sampai dipuncaknya kebodohan dengan Tuhannya dan jeleknya etika dihadirat Tuhannya dan ini termasuk dari melawan keputusan hukum waktu yang diisyaratkan oleh ahli tasawuf kepadanya dan menentang hukum waktu disisi mereka termasuk dari sebesar-besar dosanya orang yang khusus.

Kajian tentang akibat menunda-nunda beramal karena sibuk dengan dunia sampai dia berada diwaktu kosong dan santai adalah Sebagai Berikut :

Penjelasan bahwa termasuk katagori kebodohan jiwa itu adalah menunda-nunda dalam beramal sampai batas waktu kosong dari kesibukan dunia.

[إحالتك الأعمال على وجود الفراغ من رعونات النفس] فإذا كان المريد مشتغلا بحال من أحوال دنياه وكان ذلك يمنعه من الأعمال التى يتوصل بها الى حضرة مولاه وأحال ذلك على فراغه من تلك الأشغال ، فقال : إذا تفرغت عملت ، كان ذلك دليلا على رعونة نفسه والرعونة ضرب من الحماقة وذلك لتسويفه العمل إلى فراغ أوانه وقد لا يجد مهلة بل يختطفه الموت قبل ذلك أو يزداد شغله لأن أشغال الدنيا يتداعى بعضها إلى بعض ولو فرض أنه تفرغ منها فقد يتبدل عزمه وتضعف نيته فالواجب عليه النهوض إلى ما يوصله إلى مولاه قبل الفوات ولذا قيل الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك.

[menunda-nundanya kamu dalam beramal sampai kamu berada diwaktu kosong dari kesibukan dunia itu termasuk dari kebodohan jiwanya] maka apabila seorang murid tersibukan dengan satu keadaan dari keadaan-keadaan dunianya dan hal itu menghalanginya dari beramal yang dia jadikan amalan-amalan tersebut untuk bertawassul ke hadirat Tuhannya dan menunda-nunda untuk melakukan amalan itu sampai dia selesai dari kesibukan-kesibukan tersebut lalu dia berkata : ‘Apabila aku telah selesai, aku beramal’, itu sebagai dalil atas kebodohan dirinya dan kebodohan itu adalah satu jenis dari kebodohan.

Dan kebodohan jiwanya itu karena dia suka menunda-nunda untuk beramal sampai selesai masanya dan sungguh dia tidak mendapatkan tempo bahkan dia disambar oleh kematian sebelum itu atau menambah kesibukannya karena kesibukan dunia sebagiannya menghantarkan kepada sebagian yang lain dan seandainya diperkirakan bahwa dia kosong dari kesibukan dunianya itu maka sungguh keinginan murid itu berubah dan niatnya itu lemah maka wajib atasnya bersegera untuk melakukan sesuatu yang bisa membawanya kepada Tuhannya sebelum terluputkan dan karena itu dikatakan : ‘waktu itu seperti pedang jika kamu tidak mematahkan pedang maka pedang itulah yang memenggal lehermu’.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

kajian syarhul hikam - penjelasan hikmah ketiga - PURI BOSS PULSA.

Muraja’ah Kitab Syarhu Al Hikam bisyarqaawi Karya Syaikh Ahmad bin Athaillaah As Sakandari rahimahullahu ta’ala. ...